BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakan
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
manusia, diantaranya adalah makanan. Makanan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia. Melalui mkanan, manusia
dapat memperoleh nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuhnya. Nutrisi tersebut berupa
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan garam mineral.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasrakan
uraian pada keterangan di atas dapat di ambil rumusan masalah seperti :
Nutrisi
apa yang dibutuhkan manusia setiap harinya dan melalui proses seperti apa.?
1.3 Tujuan
Tujuan
dari makalah ini adalah sebagai panduan atau sebagai sebagian kecil sumber pengetahuan
tentang system pencernaan dalam manusia. Dan nantinya dapat menambah
pengetahuan dan juga bermanfaat bagi kita.
1.4
Metode Penulisan
Dalam
pembuatan makalah ini kami menggunakan metode membaca buku-buku dan brouwsing
internet yang berkaitan denga penulisan makalah ini.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 MAKANAN DAN FUNGSINYA BAGI MANUSIA
Banyak
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia, diantaranya
adalah makanan. Makanan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan
dan perkembangan manusia. Melalui mkanan, manusia dapat memperoleh nutrisi yang
dibutuhkan oleh tubuhnya. Nutrisi tersebut berupa karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, dan garam mineral.
1. Karbohidrat
Karbohidrat
terdapat dalam beras, jagung, gandum, kentang, ubi-ubian, buah-buahan, dan
madu. Karbohidrat digunakan sebagai sumber energi bagi tubuh kita. Setiap satu
gram karbohidrat dapat menghasilkan energi sekitar 4 kilokalori. Kalau kita
konversikan I kalori = 4,2 joule, maka 1 gram karbohidrat menghasilkan energi
sebesar 16,8 kilojoule.
Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah menjadi molekul
gula sederhana seperti glukosa. Bentuk gula sederhana inilah yang diserap oleh
tubuh. Jika manusia mengonsumsi karbohidrat melebihi kebutuhan energi, maka
karbohidrat akan disimpan dalam bentuk glikogen dan lemak. Glikogen akan
disimpan di hati dan otot. Lemak akan disimpan disekitar perut, ginjal, dan
bawah kulit. Kekurangan karbohidrat akan menyebabkan badan lemah, kurus,
semangat kerja atau belajar menurun, dan daya tahan terhadap penyakit
berkurang.
2. Protein
Sumber protein dapat berasal
dari hewan dan disebut protein hewani, misalnya lemak, daging, susu, ikan,
telur dan keju. Sumber protein yang berasal dari tumbuhan disebut protein
nabati. Contohnya adalah kedelai, kacang tanah, dan kacang hijau. Protein
berfungsi sebagai komponen struktural dan fungsional. Fungsi structural
berhubungan dengan fungsi pembangun tubuh dan pengganti sel-sel yang rusak. Fungsi
fungsional berkaitan dengan fungsinya sebagai komponen proses-proses biokimia
sel seperti hormon dan enzim. Selama proses pencernaan, protein akan diubah
menjadi pepton dengan bantuan enzim pepsin di dalam lambung. Kemudian pepton
akan diubah menjadi asam amino dengan bantuan enzim tripsin di dalam usus
halus. Asam amino inilah yang akan diserap oleh tubuh. Sama seperti
karbohidrat, setiap 1 gram protein dapat menghasilkan energi sebesar 17
kilojoule. Kekurangan protein dapat menyebabkan busung lapar.
3. Lemak
Sumber lemak dapat berasal dari hewan dan disebut dengan lemak
hewani, misalnya lemak daging, mentega, susu, ikan basah, telur dan minyak
ikan. Sumber lemak yang bersal dari tumbuhan disebut lemak nabati. Contohnya
adalah kelapa, kemiri, kacang-kacangan, dan alpukat. Lemak berfungsi sebagai
cadangan energi dan pelarut vitamin A, D, E, dan K. Lemak disimpan dalam
jaringan bawah kulit. Setiap satu gram lemak dapat menghasilkan energi sekitar
9 kilokalori atau 38 kilojoule.
4. Vitamin
Vitamin berfungsi sebagai kompenen organic enzim yang disebut
sebagai co-enzim. Terdapat dua kelompok vitamin yang larut dalam air dan lemak.
Vitamin larut dalam lemak mempunyai sifat dapat disimpan lama. Bila jumlah yang
tersedia lebih banyak dari yang diperlukan tubuh, akan disimpan di dalam lemak
dalam waktu yang cukup lama. Berbeda halnya dengan vitamin yang larut dalam
air, bila jumlahnya melebihi yang diperlukan oleh tubuh, kelebihan akan dibuang
ke luar tubuh melalui urin. Kekurangan vitamin akan menyebabkan penyakit avitaminosis.
5. Garam
mineral
Garam mineral dibutruhkan
secara sendiri-sendiri maupun kelompok.Masing-masing mempunyai peranan tertentu
dalam tubuh.Sebagai contoh, kalsium, sumbernya berasal dari susu, keju, daging,
sayur-sayuran. Berfungsi pembentukan darah, kontraksi otot, pembentukan tulang,
dan gigi, dsb.
2.2 SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
Sistem pencernaan manusia terdiri atas saluran dan kelenjar
pencernaan. Saluran pencernaan merupakan saluran yang dilalui bahan makanan.
Kelenjar pencernaan adalah bagian yang mengeluarkan enzim untuk membantu
mencerna makanan. Saluran pencernaan antara lain sebagai berikut.
1. Mulut
Di dalam rongga mulut, terdapat gigi, lidah, dan kelenjar air liur
(saliva). Gigi terbentuk dari tulang gigi yang disebut dentin. Struktur
gigi terdiri atas mahkota gigi yang terletak diatas gusi, leher yang
dikelilingi oleh gusi, dan akar gigi yang tertanam dalam kekuatan-kekuatan
rahang. Mahkota gigi dilapisi email yang berwarna putih. Kalsium, fluoride, dan
fosfat merupakan bagian penyusun email. Untuk perkembangan dan pemeliharaan
gigi yang bai, zat-zat tersebut harus ada di dalam makanan dalam jumlah yang
cukup. Akar dilapisi semen yang melekatkan akar pada gusi. Ada tiga
macam gigi manusia, yaitu gigi seri (insisor) yang berguna untuk
memotong makanan, gigi taring (caninus) untuk mengoyak makanan, dan gigi
geraham (molar) untuk mengunyah makanan. Dan terdapat pula tiga
buahkelenjar saliva pada mulut, yaitu kelenjar parotis, sublingualis, dan
submandibularis. Kelenjar saliva mengeluarkan air liur yang mengandung enzim ptialin
atau amilase, berguna untuk mengubah amilum menjadi maltosa.
Pencernaan yang dibantu oleh enzim disebut pencernaan kimiawi. Di dalam
rongga mulut, lidah menempatkan makanan di antara gigi sehingga mudah dikunyah
dan bercampur dengan air liur. Makanan ini kemudian dibentuk menjadi lembek dan
bulat yang disebut bolus. Kemudian bolus dengan bantuan lidah, didorong
menuju faring. Infeksi virus dengue dapat
bermanifestasi pada beberapa luaran, meliputi demam biasa, demam berdarah
(klasik), demam berdarah dengue (hemoragik), dan sindrom syok dengue.
2. Faring
dan esophagus
Setelah melalui rongga mulut, makanan yang berbentuk bolus akan
masuk kedalam tekak )faring). Faring adalah saluran yang memanjang dari
bagian belakang rongga mulut sampai ke permukaan kerongkongan esophagus). Pada
pangkal faring terdapat katup pernapasan yang disebut epiglottis. Epiglotis
berfungsi untuk menutup ujung saluran pernapasan laring) agar makanan tidak
masuk ke saluran pernapasan. Setelah melalui faring, bolus menuju ke esophagus;
suatu organ berbentuk tabung lurus, berotot lurik, dan berdidnding tebal. Otot
kerongkongan berkontraksi sehingga menimbulkan gerakan meremas yang mendorong
bolus ke dalam lambung. Gerakan otot kerongkongan ini disebut gerakan
peristaltik.
3. Lambung
Otot lambung berkontraksi mengaduk-aduk bolus, memecahnya secara
mekanis, dan mencampurnya dengan getah lambung. Getah lambung mengandung HCl,
enzim pepsin, dan renin. HCl berfungsi untuk membunuh kuman-kuman yang masuk
berasama bolus akan mengaktifkan enzim pepsin. Pepsin berfungsi untuk mengubah
protein menjadi peptone. Renin berfungsi untuk menggumpalkan protein susu.
Setelah melalui pencernaan kimiawi di dalam lambung, bolus menjadi bahan
kekuningan yang disebut kimus (bubur usus). Kimus akan masuk sedikit
demi sedikit ke dalam usus halus.
4. Usus
halus
Usus halus memiliki tiga bagian yaitu, usus dua belas jari (duodenum),
usus tengah (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Suatu lubang
pada dinding duodenum menghubungkan usus 12 jari dengan saluran getah
pancreas dan saluran empedu. Pankreas menghasilkan enzim tripsin, amilase, dan
lipase yang disalurkan menuju duodenum. Tripsin berfungsi merombak
protein menjadi asam amino. Amilase mengubah amilum menjadi maltosa. Lipase
mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Getah empedu dihasilkan
oleh hati dan ditampung dalam kantung empedu. Getah empedu disalurkan ke
duodenum. Getah empedu berfungsi untuk menguraikan lemak menjadi asam lemak dan
gliserol. Selanjutnya pencernaan makanan dilanjutkan di jejunum. Pada bagian
ini terjadi pencernaan terakhir sebelum zat-zat makanan diserap. Zat-zat
makanan setelah melalui jejunum menjadi bentuk yang siap diserap. Penyerapan
zat-zat makanan terjadi di ileum. Glukosa, vitamin yang larut dalam air,
asam amino, dan mineral setelah diserap oleh vili usus halus; akan dibawa oleh
pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh. Asam lemak, gliserol, dan
vitamin yang larut dalam lemak setelah diserap oleh vili usus halus; akan
dibawa oleh pembuluh getah bening dan akhirnya masuk ke dalam pembuluh darah.
5. Usus
besar
Bahan makanan yang sudah melalui usus halus akhirnya masuk ke
dalam usus besar. Usus besar terdiri atas usus buntu (appendiks), bagian
yang menaik (ascending colon), bagian yang mendatar (transverse colon),
bagian yang menurun (descending colon), dan berakhir pada anus. Bahan
makanan yang sampai pada usus besar dapat dikatakan sebagai bahan sisa. Sisa
tersebut terdiri atas sejumlah besar air dan bahan makanan yang tidak dpat
tercerna, misalnya selulosa.
Usus besar berfungsi mengatur kadar air pada sisa makanan. Bil
kadar iar pada sisa makanan terlalu banyak, maka dinding usus besar akan
menyerap kelebihan air tersebut. Sebaliknya bila sisa makanan kekurangan air,
maka dinding usus besar akan mengeluarkan air dan mengirimnya ke sisa makanan.
Di dalam usus besar terdapat banyak sekali mikroorganisme yang membantu
membusukkan sisa-sisa makanan tersebut. Sisa makanan yang tidak terpakai oleh
tubuh beserta gas-gas yang berbau disebut tinja (feses) dan dikeluarkan melalui
anus.
2.3 KELAINAN DAN PENYAKIT PADA SISTEM PENCERNAAN
MANUSIA
Beberapa kelainan dan penyakit yang dapat terjadi pada alat-alat
sistem pencernaan antara lain:
1.
Parotitis
Penyakit gondong yaitu
penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang kelenjar air ludah di bagian
bawah telinga, akibatnya kelenjar ludah menjadi bengkak atau membesar.
2.
Xerostomia
Xerostomia adalah istilah bagi penyakit pada rongga mulut yang
ditandai dengan rendahnya produksi air ludah. Kondisi mulut yang kering membuat
makanan kurang tercerna dengan baik.
3.
Tukak
Lambung
Tukak lambung terjadi karena adanya luka pada dinding lambung
bagian dalam. Maka secara teratur sangat dianjurkan untuk mengurangi resiko
timbulnya tukak lambung.
4.
Appendiksitis
Appendiksitis atau infeksi usus buntu, dapat merembet ke usus
besar dan menyebabkan radang selaput rongga perut.
5.
Diare
Diare adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri maupun
protozoa pada usus besar. Karena infeksi tersebut, proses penyerapan air di
usus besar terganggu, akibatnya feses menjadi encer.
6.
Konstipasi
Konstipasi atau sembelit terjadi akibat penyerapan air yang
berlebihan pada sisa makanan di dalam usus besar. Akibatnya, feses menjadi
sangat padat dan keras sehingga sulit dikeluarkan. Untuk mencegah sembelit
dianjurkan untuk buang air besar teratur tiap hari dan banyak makan sayuran
atau buah-buahan.
BAB
III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Jadi manusia dalam melakukan aktifitas setiap hari harus memenuhi
kebutuhan energiny adengan cara mengkonsumsi makanan. Makanan tesebut kemudian
diuraikan dalam system pencernaan menjadi sumber energy dan lain lain. Secara
umum fungsi makan adalah sebagai sumber energy, sebagai bahan kerangka
biosintesis
Sebagai nutrisi esensial yang membantu fungsi fisiologis.
Sedangkan system pencernaan manusia terdiri atas
3.2
SARAN
Setelah memahami
dan mengerti maksut dari makalah ini alangkah baiknya kita saling menjaga,
merawat, dan melestarikan lingkungan. Dengan lingkungan yang bersih dan sehat
salain kita bisa merasakan kita juga bebas daari gangguan penyakit salah
satunya penyakit demam berdarah yang di akibatkan nyamuk aedit adygti.lebih
baik mencegah dari pada mengobati seperti pepatah mengatakan.
DAFTAR PUSTAKA
Atmalsier,
Sunita “Prinsip Dasar Ilmu Gizi”
Gramedia Pustaka Utama14-19 Jakarta 2001
Corwin,
J. Elizabeth, Buku Saku Patofisiologi
E.G.C 581-83, Jakarta 2009
Elliot,
K. “Nutrition Consideration After Barabtic Surgery,” Critical Care Nursing Quarterly26(2):133-38, April-Juni 2003
Forbes, A. “Perental Nutrition: New
Advances and Observations.”CurrentOpinionsinatroenterology20(2):114-18,
March 2004.
Shils,
M.E., et al. Modern Nutrition in Health
and Disease, 10th ed. Philadelphia:Lippincott Williams &
Willkins, 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar