Jumat, 06 November 2015

Psikologi Olaharaga

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................................. i
KATA PENGANTA................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 1
BAB I. PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG......................................................................................................... 2
I.2MASALAH / TOPIK............................................................................................................ 2
I.3TUJUAN............................................................................................................................... 2
I.4METODE PEULISAN.......................................................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN
II.1 CAKUPAN PSIKOLOGI OLAHRAGA............................................................................. 3
II.2 MOTIVASI PADA ATLET................................................................................................ 3
II.3 KECEMASAN DALAM OLAHRAGA............................................................................................................................................... 4
II.4 MENGATASI KECEMASAN........................................................................................... 5

BAB III. PENUTUP
III.1KESIMPULAN ................................................................................................................. 7
III.2 SARAN............................................................................................................................. 7
III. DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................................... 8




BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
                
      Psikologi olahraga adalah sebuah cabang ilmu yang relatif baru, terutama di
Indonesia. Bersama dengan cabang ilmu lain seperti nutrisi, kedokteran olahraga atau ilmu fisiologi, psikologi olahraga masuk dalam ranah sport science. Sport Science adalah rumpun ilmu pengetahuan yang berfokus untuk membantu atlet agar mempunyai kualitas teknik, fisik dan mental yang berada dalam level tertinggi. Pentingnya pemanfaatan ilmu psikologi dalam olahraga didasari fakta bahwa ada 3 unsur yang menentukan keberhasilan seorang atlet atau sebuah tim dalam sebuah pertandingan, yaitu; fisik, teknik dan mental.
Faktor fisik dan mental adalah dua factor dalam tubuh manusia yang selalu akan saling mempengaruhi. Orang yang sakit secara fisik akan mempengaruhi kondisi mental, begitu juga sebaliknya. Ada banyak unsur dalam mental seorang atlet yang menentukan keberhasilan sebuah pertandingan, diantaranya adalah motivasi, kepercayaan diri, kecemasan, agresifitas, team cohesion, leadership dan sebagainya.
I.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah yaitu: Mencakup apa saja dalam psikolog olahraga? Bagaimana memotifasi para atli agar mental tetap terjaga? Dan kecemasan apa saja yang timbul dalam diri seorang atlit?
I.3 Tujuan
Setiap kegiatan yang dilaksanakan tentu memiliki maksud dan tujuan yang ingin dicapai,secara umum penyusunan makalah ini bertujuan untuk memperoleh informasi lebih jauh mengenai aspek psikologis seorang atlit dalam menghadapi sebuah pertandingan/kejuaraan.
I.4 Metode penulisan
Dalam pembuatan makalah ini kami menggunakan metode membaca artikel dan brouwsing internet yang berkaitan denga penulisan makalah ini.




BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Cakupan Psikologi Olahraga    
Secara umum, praktek-praktek psikologi olahraga dilakukan oleh profesional yang disebut sebagai psikolog olahraga. Namun, pada perkembangannya, isu-isu psikologi olahraga bersinergi dengan berbagai cabang ilmu, antara lain:
1.     Kepelatihan
            Peran psikologi olahraga dalam kepelatihan mencakup dua hal, yakni: teori kepelatihan dan praktek kepelatihan. Di dalam teori kepelatihan, ilmu psikologi olahraga membantu para ilmuwan kepelatihan untuk merumuskan sistem kepelatihan yang efektif dan efisien melalui riset-riset yang secara spesifik mengarah pada perilaku berlatih para atlet. Peran ilmu psikologi dalam praktek kepelatihan seperti membantu pelatih untuk meningkatkan mental bertanding serta mengatasi masalah-masalah dalam proses latihan.
2.     Pendidikan
Di dalam bidang pendidikan, khususnya pendidikan jasmani, peran psikologi olahraga adalah meningkatkan pemahaman pendidik terhadap isu-isu yang menyangkut kondisi mental. Peran psikologi olahraga ini bisa dilakukan melalui penelitian-penelitian maupun pelatihan-pelatihan bagi para guru tentang perkembangan aspek psikologi sesuai dengan perkembangan usia anak didik.
3.     Masyarakat
Tujuan dari penerapan ilmu psikologi olahraga dalam kehidupan masyarakat adalah kampanye hidup sehat dan aktivitas fisik kepada masyarakat luas. Kampanye ini bias dilakukan dengan program-program yang disesuaikan dengan situasi sosial psikologis masyarakat.
II.2  Motivasi Pada Atlet
Motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi alasan bagi seseorsang untuk melakukan dan mempertahankan perilaku tertentu yang dicirikan dengan adanya proses internal dalam diri seseorang. Definisi ini menekankan bahwa sebenarnya motivasi bias berbentuk apa saja baik berasadari dalam diri maupun dari luar diri seseorang.
Jenis motivasi
Deci & Ryan (2000) membagi motivasi menjadi 2, yaitu: yakni motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik.

1.     Motivasi intrinsik
Adalah melakukan aktivitas dengan tujuan untuk mencapai kepuasan atas aktivitas
itu sendiri tanpa memperhatikan konsekuensi yang muncul dari aktivitas tersebut. Hal ini berarti motivasi instrinsik adalah motivasi yang muncul karena keinginan untuk menikmati aktivitas tersebut. Definisi lain dari motivasi intrinsik adalah motivasi yang datang dari dalam diri individu dan sedikit dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitar.
2.     Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik biasa didefinisikan motivasi yang datang dari luar individu.
Dengan kata lain, motivasi yang dimiliki seseorang tersebut dikendalikan oleh objek-objek yang berasal dari luar individu. Contoh-contoh motivasi yang bersifat ekstrinsik adalah: hadiah, trofi, uang, pujian, dan sebagainya.
.

 II.3  Kecemasan dalam Olahraga
Kecemasan adalah kondisi yang umum dihadapi oleh siapa saja saat akan menghadapi sesuatu yang penting, termasuk juga para atlet. Rasa cemas muncul karena ada bayangan-bayangan yang salah berkaitan dengan pertandingan yang akan dihadapi. Gambaran tentang musuh yang lebih kuat, tentang kondisi fisik yang tidak cukup bagus, even yang sangat besar atau semua orang menaruh harapan yang berlebihan bias mengakibatkan adanya kecemasan yang berlebihan.
Penyebab Kecemasan
Berikut ini beberapa hal yang bisa mempengaruhi tingkat kecemasan seorang atlet
menjelang pertandingan atau pada saat latihan. Faktor yang menjadi penyebab ini dibagi menjadi dua.
A.    Faktor Lingkungan
1.     Jenis pertandingan yang diikuti
Jenis pertandingan akan sangat menentukan bagaimana kecemasan seorang atlet muncul. Sebagai contoh, seorang pemain sepakbola tentu saja akan lebih merasa cemasdibandingkan dengan pertandingan persahabatan. Hal ini dikarenakan tekanan terhadap para pemain untuk level piala dunia lebih berat dibandingkan dengan pertandingan persahabatan.


2.     Harapan atas penampilan
Harapan bisa datang dari diri sendiri maupun orang lain. Harapan menjadi sumber kecemasan ketika seorang atlet tidak merasa mampu atau siap dalam menghadapi pertandingan. Harapan ini juga ditentukan oleh level pertandingan dan lawan yang dihadapi. Harapan yang terlalu besar dengan lawan yang berat serta bertanding di level kompetisi yang ketat, maka atlet akan sangat mungkin mengalami rasa cemas.
3.     Ketidakpastian
Ketidakpastian disini bisa diartikan sebagai ketidaktahuan atlet terhadap apa yang akan dihadapi dalam pertandingan. Hal ini bisa disebabkan oleh kekuatan lawan yang tidak terdeteksi atau kondisi lapangan atau bahkan situasi penonton yang akan menyaksikan. Ketidakpastian cenderung membuat seorang atlet menjadi ragu-ragu dan tidak mempunyai dasar untuk mempersiapkan diri.
B.    Faktor Individu
1.     Trait Anxiety
Faktor individu pertama yang sangat mempengaruhi tingkat kecemasan seorang
atlet adalah kondisi trait anxiety-nya. Trait anxiety adalah kecenderungan level kecemasan yang merupakan bagian dari kepribadian seorang atlet. Jika atlet tersebut mempunyai trait anxiety yang tinggi, maka sangat mungkin atlet tersebut akan lebih mudah merasa cemas ketimbang atlet yang mempunyai tingkat trait anxiety yang rendah.
2.     Self esteem dan self Efficacy (kepercayaan diri)
Self Esteem adalah bagaimana perasaan kita terhadap diri kita sendiri. Sedangkan self efficacy adalah keyakinan tentang kemampuan yang kita miliki. Self efficacy sangat dengan dengan kepercayaan diri seorang atlet. Tingkat kepercyaan diri yang tinggi cenderung akan membuat seorang atlet lebih mudah mengatasi kecemasan yang muncul dibandingkan atlet yang tingkat kepercayaan dirinya rendah
II.4  Mengatasi Kecemasan
Secara umum, kecemasan muncul karena persepsi yang terlalu berlebihan. Karena melibatkan persepsi yang merupakan proses kognitif, maka proses penanganan yang paling sering dilakukan adalah memperbaiki proses kognitif dari seorang atlet. Berikut ini beberapa teknik untuk mengatasi kecemasan.


1.     Relaksasi
Metode ini mendasarkan pada adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara kecemasan somatis (somatic anxiety) dan kecemasan kognitif (cognitive anxiety). Hal ini berarti bahwa ketika seseorang mengalami kecemasan, maka fisiknya akan merespon yakni dengan munculnya ketegangan-ketegangan otot.
2.     Imagery
Imagery disebut juga sebagai visualisasi. Teknik imagery adalah sebuah proses membuat bayangan secara nyata tanpa didahului oleh adanya stimulus dari luar. Proses pembayangan ini lebih diutamakan melibatkan indera-indera yang dimiliki oleh manusia.
3.     Goal Setting
Membuat target penting untuk meningkatkan performa. Menggunakan teknik pembuatan target akan mengarahkan pikiran seorang atlet untuk mencapai sesuai targetnya dan tidak memikirkan hal lain yang tidak berkaitan dengan target. Ada beberapa syarat agar teknik goal setting ini berfungsi maksimal,
4.     Self Talk
Teknik terakhir adalah berbicara pada diri sendiri. Secara prinsip, teknik ini sebenarnya menitikberatkan pada pengalihan fokus dari eksternal ke arah internal. Terkadang seorang atlet yang hendak bertanding merasa ragu dan cemas akan hasil yang akan mereka capai, keragu-raguan ini harus segera disingkirkan dengan mengatakan pada dirinya sendiri bahwa dia mampu.
                        










BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan kelompok
Psikologi olahraga adalah sebuah cabang ilmu yang relatif baru, terutama di Indonesia. Pentingnya pemanfaatan ilmu psikologi dalam olahraga didasari fakta bahwa ada 3 unsur yang menentukan keberhasilan seorang atlet atau sebuah tim dalam sebuah pertandingan, yaitu; fisik, teknik dan mental. Faktor fisik dan mental adalah dua factor dalam tubuh manusia yang selalu akan saling mempengaruhi. Orang yang sakit secara fisik akan mempengaruhi kondisi mental, begitu juga sebaliknya

III.2 Saran
               Dengan membaca dan memahami makalah ini semoga dapat menjadi suatu tambahan pengetahuan bagi pembaca tentang psikolog keolahragaan. Semoga dengan membaca ini nantinya mengerti tentang psikolog atlit untuk mendapatkan prestasi yang optimal. Dan kritikan anda tentang makalah ini sangat membantu kami untuk menyempurnakan makalah kami berikutnya.










Daftar Pustaka

Biddle. S.J.H., & Mutrie. N. (2001) Psychology of Physical activity: Determinant, well-being
and interventions, 2nd edition. Routledge Co. Madison Avenue. New York.

Bird, A. M. (1986). Psychology and Sport Behavior. Times Mirror/Mosby. St Louis. USA

Davies, D. & Amstrong, M., (1989) Psychological Factors in competitive sport. The Falmer
Press. Philadelpha.

Dosil, J. 2006. The Sport Psychologist’s Handbook. A Guide for Sport- Specific Performance
Enhancement. John Wiley & Sons. West Sussex.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar