DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................................. i
KATA
PENGANTA................................................................................................................. ii
DAFTAR
ISI............................................................................................................................. 1
BAB I. PENDAHULUAN
I.1
LATAR BELAKANG......................................................................................................... 2
I.2MASALAH
/ TOPIK............................................................................................................ 2
I.3TUJUAN............................................................................................................................... 2
I.4METODE
PEULISAN.......................................................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN
II.1 CAKUPAN PSIKOLOGI OLAHRAGA............................................................................. 3
II.2 MOTIVASI PADA ATLET................................................................................................ 3
II.3 KECEMASAN DALAM OLAHRAGA............................................................................................................................................... 4
II.4 MENGATASI KECEMASAN........................................................................................... 5
BAB III. PENUTUP
III.1KESIMPULAN
................................................................................................................. 7
III.2
SARAN............................................................................................................................. 7
III.
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Psikologi
olahraga adalah sebuah cabang ilmu yang relatif baru, terutama di
Indonesia. Bersama dengan cabang ilmu
lain seperti nutrisi, kedokteran olahraga atau ilmu fisiologi, psikologi
olahraga masuk dalam ranah sport science. Sport Science adalah
rumpun ilmu pengetahuan yang berfokus untuk membantu atlet agar mempunyai
kualitas teknik, fisik dan mental yang berada dalam level tertinggi. Pentingnya
pemanfaatan ilmu psikologi dalam olahraga didasari fakta bahwa ada 3 unsur yang
menentukan keberhasilan seorang atlet atau sebuah tim dalam sebuah
pertandingan, yaitu; fisik, teknik dan mental.
Faktor fisik dan mental
adalah dua factor dalam tubuh manusia yang selalu akan saling mempengaruhi.
Orang yang sakit secara fisik akan mempengaruhi kondisi mental, begitu juga
sebaliknya. Ada banyak unsur dalam mental seorang atlet yang menentukan
keberhasilan sebuah pertandingan, diantaranya adalah motivasi, kepercayaan
diri, kecemasan, agresifitas, team cohesion, leadership dan sebagainya.
I.2
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat
dirumuskan masalah yaitu: Mencakup apa saja dalam psikolog olahraga? Bagaimana
memotifasi para atli agar mental tetap terjaga? Dan kecemasan apa saja yang
timbul dalam diri seorang atlit?
I.3
Tujuan
Setiap kegiatan yang dilaksanakan
tentu memiliki maksud dan tujuan yang ingin dicapai,secara umum penyusunan makalah
ini bertujuan untuk memperoleh informasi lebih jauh mengenai aspek psikologis
seorang atlit dalam menghadapi sebuah pertandingan/kejuaraan.
I.4
Metode penulisan
Dalam
pembuatan makalah ini kami menggunakan metode membaca artikel dan brouwsing
internet yang berkaitan denga penulisan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1
Cakupan
Psikologi Olahraga
Secara umum,
praktek-praktek psikologi olahraga dilakukan oleh profesional yang disebut
sebagai psikolog olahraga. Namun, pada perkembangannya, isu-isu psikologi olahraga
bersinergi dengan berbagai cabang ilmu, antara lain:
1. Kepelatihan
Peran psikologi olahraga dalam kepelatihan mencakup dua
hal, yakni: teori kepelatihan dan praktek kepelatihan. Di dalam teori
kepelatihan, ilmu psikologi olahraga membantu para ilmuwan kepelatihan untuk
merumuskan sistem kepelatihan yang efektif dan efisien melalui riset-riset yang
secara spesifik mengarah pada perilaku berlatih para atlet. Peran ilmu
psikologi dalam praktek kepelatihan seperti membantu pelatih untuk meningkatkan
mental bertanding serta mengatasi masalah-masalah dalam proses latihan.
2. Pendidikan
Di dalam bidang
pendidikan, khususnya pendidikan jasmani, peran psikologi olahraga adalah
meningkatkan pemahaman pendidik terhadap isu-isu yang menyangkut kondisi mental.
Peran psikologi olahraga ini bisa dilakukan melalui penelitian-penelitian maupun
pelatihan-pelatihan bagi para guru tentang perkembangan aspek psikologi sesuai
dengan perkembangan usia anak didik.
3. Masyarakat
Tujuan dari penerapan
ilmu psikologi olahraga dalam kehidupan masyarakat adalah kampanye hidup sehat
dan aktivitas fisik kepada masyarakat luas. Kampanye ini bias dilakukan dengan
program-program yang disesuaikan dengan situasi sosial psikologis masyarakat.
II.2 Motivasi
Pada Atlet
Motivasi adalah segala
sesuatu yang menjadi alasan bagi seseorsang untuk melakukan dan mempertahankan
perilaku tertentu yang dicirikan dengan adanya proses internal dalam diri
seseorang. Definisi ini menekankan bahwa sebenarnya motivasi bias berbentuk apa
saja baik berasadari dalam diri maupun dari luar diri seseorang.
Jenis motivasi
Deci & Ryan (2000) membagi motivasi
menjadi 2, yaitu: yakni motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik.
1. Motivasi intrinsik
Adalah melakukan aktivitas dengan tujuan
untuk mencapai kepuasan atas aktivitas
itu sendiri tanpa memperhatikan
konsekuensi yang muncul dari aktivitas tersebut. Hal ini berarti motivasi
instrinsik adalah motivasi yang muncul karena keinginan untuk menikmati
aktivitas tersebut. Definisi lain dari motivasi intrinsik adalah motivasi yang datang
dari dalam diri individu dan sedikit dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
sekitar.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik biasa didefinisikan
motivasi yang datang dari luar individu.
Dengan kata lain, motivasi yang dimiliki
seseorang tersebut dikendalikan oleh objek-objek yang berasal dari luar
individu. Contoh-contoh motivasi yang bersifat ekstrinsik adalah: hadiah,
trofi, uang, pujian, dan sebagainya.
.
II.3 Kecemasan dalam
Olahraga
Kecemasan adalah kondisi
yang umum dihadapi oleh siapa saja saat akan menghadapi sesuatu yang penting,
termasuk juga para atlet. Rasa cemas muncul karena ada bayangan-bayangan yang
salah berkaitan dengan pertandingan yang akan dihadapi. Gambaran tentang musuh
yang lebih kuat, tentang kondisi fisik yang tidak cukup bagus, even yang sangat
besar atau semua orang menaruh harapan yang berlebihan bias mengakibatkan
adanya kecemasan yang berlebihan.
Penyebab Kecemasan
Berikut ini beberapa hal yang bisa
mempengaruhi tingkat kecemasan seorang atlet
menjelang pertandingan atau pada saat
latihan. Faktor yang menjadi penyebab ini dibagi menjadi dua.
A. Faktor Lingkungan
1.
Jenis
pertandingan yang diikuti
Jenis pertandingan akan
sangat menentukan bagaimana kecemasan seorang atlet muncul. Sebagai contoh,
seorang pemain sepakbola tentu saja akan lebih merasa cemasdibandingkan dengan
pertandingan persahabatan. Hal ini dikarenakan tekanan terhadap para pemain
untuk level piala dunia lebih berat dibandingkan dengan pertandingan
persahabatan.
2. Harapan atas penampilan
Harapan bisa datang
dari diri sendiri maupun orang lain. Harapan menjadi sumber kecemasan ketika
seorang atlet tidak merasa mampu atau siap dalam menghadapi pertandingan.
Harapan ini juga ditentukan oleh level pertandingan dan lawan yang dihadapi.
Harapan yang terlalu besar dengan lawan yang berat serta bertanding di level kompetisi
yang ketat, maka atlet akan sangat mungkin mengalami rasa cemas.
3.
Ketidakpastian
Ketidakpastian disini
bisa diartikan sebagai ketidaktahuan atlet terhadap apa yang akan dihadapi
dalam pertandingan. Hal ini bisa disebabkan oleh kekuatan lawan yang tidak terdeteksi
atau kondisi lapangan atau bahkan situasi penonton yang akan menyaksikan. Ketidakpastian
cenderung membuat seorang atlet menjadi ragu-ragu dan tidak mempunyai dasar
untuk mempersiapkan diri.
B. Faktor Individu
1.
Trait Anxiety
Faktor individu pertama yang sangat
mempengaruhi tingkat kecemasan seorang
atlet adalah kondisi trait anxiety-nya.
Trait anxiety adalah kecenderungan level kecemasan yang merupakan bagian dari
kepribadian seorang atlet. Jika atlet tersebut mempunyai trait anxiety yang
tinggi, maka sangat mungkin atlet tersebut akan lebih mudah merasa cemas ketimbang
atlet yang mempunyai tingkat trait anxiety yang rendah.
2.
Self esteem dan self Efficacy
(kepercayaan diri)
Self Esteem adalah
bagaimana perasaan kita terhadap diri kita sendiri. Sedangkan self efficacy
adalah keyakinan tentang kemampuan yang kita miliki. Self efficacy sangat dengan
dengan kepercayaan diri seorang atlet. Tingkat kepercyaan diri yang tinggi cenderung
akan membuat seorang atlet lebih mudah mengatasi kecemasan yang muncul dibandingkan
atlet yang tingkat kepercayaan dirinya rendah
II.4 Mengatasi Kecemasan
Secara umum, kecemasan
muncul karena persepsi yang terlalu berlebihan. Karena melibatkan persepsi yang
merupakan proses kognitif, maka proses penanganan yang paling sering dilakukan
adalah memperbaiki proses kognitif dari seorang atlet. Berikut ini beberapa
teknik untuk mengatasi kecemasan.
1.
Relaksasi
Metode ini mendasarkan pada
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara kecemasan somatis (somatic
anxiety) dan kecemasan kognitif (cognitive anxiety). Hal ini berarti bahwa
ketika seseorang mengalami kecemasan, maka fisiknya akan merespon yakni dengan
munculnya ketegangan-ketegangan otot.
2. Imagery
Imagery disebut juga
sebagai visualisasi. Teknik imagery adalah sebuah proses membuat bayangan
secara nyata tanpa didahului oleh adanya stimulus dari luar. Proses pembayangan
ini lebih diutamakan melibatkan indera-indera yang dimiliki oleh manusia.
3. Goal Setting
Membuat target penting
untuk meningkatkan performa. Menggunakan teknik pembuatan target akan
mengarahkan pikiran seorang atlet untuk mencapai sesuai targetnya dan tidak
memikirkan hal lain yang tidak berkaitan dengan target. Ada beberapa syarat
agar teknik goal setting ini berfungsi maksimal,
4. Self Talk
Teknik terakhir adalah
berbicara pada diri sendiri. Secara prinsip, teknik ini sebenarnya
menitikberatkan pada pengalihan fokus dari eksternal ke arah internal. Terkadang
seorang atlet yang hendak bertanding merasa ragu dan cemas akan hasil yang akan
mereka capai, keragu-raguan ini harus segera disingkirkan dengan mengatakan
pada dirinya sendiri bahwa dia mampu.
BAB III
PENUTUP
III.1
Kesimpulan kelompok
Psikologi olahraga
adalah sebuah cabang ilmu yang relatif baru, terutama di Indonesia. Pentingnya
pemanfaatan ilmu psikologi dalam olahraga didasari fakta bahwa ada 3 unsur yang
menentukan keberhasilan seorang atlet atau sebuah tim dalam sebuah
pertandingan, yaitu; fisik, teknik dan mental. Faktor fisik dan mental adalah
dua factor dalam tubuh manusia yang selalu akan saling mempengaruhi. Orang yang
sakit secara fisik akan mempengaruhi kondisi mental, begitu juga sebaliknya
III.2 Saran
Dengan membaca dan memahami makalah
ini semoga dapat menjadi suatu tambahan pengetahuan bagi pembaca tentang
psikolog keolahragaan. Semoga dengan membaca ini nantinya mengerti tentang
psikolog atlit untuk mendapatkan prestasi yang optimal. Dan kritikan anda
tentang makalah ini sangat membantu kami untuk menyempurnakan makalah kami
berikutnya.
Daftar Pustaka
Biddle.
S.J.H., & Mutrie. N. (2001) Psychology of Physical activity:
Determinant, well-being
and interventions, 2nd edition. Routledge Co.
Madison Avenue. New York.
Bird, A. M.
(1986). Psychology and Sport Behavior. Times Mirror/Mosby. St Louis. USA
Davies, D.
& Amstrong, M., (1989) Psychological Factors in competitive sport. The
Falmer
Press. Philadelpha.
Dosil, J.
2006. The Sport Psychologist’s Handbook. A Guide for Sport- Specific
Performance
Enhancement. John Wiley & Sons. West Sussex.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar