PENGEMBANGAN
BAHAN AJAR E-LEARNING BARBASIS MOODLE PADA MATA PELAJARAN BOLABASKET UNTUK
KELAS XI SEMESTER GANJIL di SMAN 10 MALANG
PROPOSAL SKRIPSI
Pembimbing:
1. Prof. Dr. M.E. Winarno, M.Pd
2. Drs. Sugiyanto, M.Pd
Oleh:
Heri Riki Rianto
120611433899
JURUSAN PENDIDIKAN
JASMANI DAN KESEHATAN
FAKULTAS ILMU
KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan mengaenai pengertian pendidikan
(Depdiknas: 2003).
Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajarannya agar
peerta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangasa, dan Negara.
Pada
dasarnya di dalam pendidikan terdapat proses kegiatan belajar mengajar yang di dalam
penyampaiannya menggunakan proses komunikasi dan informasi dari pendidik kepada
peserta didik yang berisi informasi-informasi pendidikan, media sebagai sarana
penyajian ide, gagasan, dan materi pendidikan.
Bolabsket adalah salah satu olahraga permainan yang diajarkan
di kelas XI Sekolah menengah atas/Madrasah Aliyah. Komponen penting di dalam
pembelajaran bolabasket dipengaruhi oleh seorang guru. Perlu dipersiapkan dan
diperlengkapi lebih baik dalam pemberian materi sehingga pada akhirnya dapat
berperan besar terutama dalam proses pembelajaran yang akan berdampak langsung
pada pencapaian prestasi bolabasket.
Proses
pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk semua jenjang pendidikan dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific
approach). Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge). Dalam proses pembelajaran
berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap mengamati transformasi substansi atau
materi ajar agar peserta didik tahu tentang “mengapa”, ranah keterampilan mengamati
transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang
“bagaimana”, ranah pengetahuan mengamati transformasi substansi atau materi ajar
agar peserta didik tahu tentang “apa”. Peserta didik yang meliputi aspek
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Kurikulum 2013 menekankan pada
dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.
E-Learning
merupakan suatu jenis sistem pembelajaran yang memungkinkan tersampaikannya
bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, atau media jaringan komputer lain (Suntanta, 2015). Pembelajaran
menggunakan E-learning ini sudah
berkembang di Indonesia dan mendapatkan tanggapan positif dikalangan
pendidikan. Ketertarikan ini dikarenakan media yang digunakan mengikuti
perkembangan teknologi internet. Ada
beberapa jenis media yang berhubungan dengan e-learning salah satunya adalah yang berbasis moodle.
Moodle
merupakan media yang dapat membangun sistim
dengan konsep E-Learning
(pembelajaran secara elektronik)
ataupun Distance Learning
(Pembelajaran Jarak Jauh). Dengan
konsep ini sistem
belajar mengajar akan
tidak terbatas ruang
dan waktu (Haskari, 2012: 3). Berbagai bentuk
materi pembelajaran dapat dimasukkan
dalam aplikasi moodle
ini. Berbagai sumber (resources) dapat
ditempelkan sebagai materi
pembelajaran. Nasakah tulisan yang
ditulis dari aplikasi
pengolah kata Microsoft
Word, materi presentasi
yang berasal dari Microsoft Power
Point, Animasi Flash, dan
bahkan materi dalam
format audio dan video
dapat ditempelkan sebagai materi pembelajaran.
Media
pembelajaran yang menggunakan moodle ini dapat diakses kapan saja dan dimana saja.
Moodle merupakan seperangkat alat
yang dapat memperkaya sumber belajar secara konvensional,
sehingga dapat menjawab tentang perkembangan globalisasi. Meskipun demikian,
tidak berarti moodle menggantikan
model pembelajaran di kelas tetapi moodle
sebagai media pembelajaran yang dapat memperkuat model belajar melalui
pengayaan konten dan pengembangan teknologi pendidikan khususnya teknologi
internet.
Observasi
di lakukan selama KPL (kajian praktik lapangan) oleh peneliti di SMAN 10 Malang
dengan menggunakan angket yang disebarkan secara acak kepada 22 siswa kelas XI.
Dari hasil observasi tersebut, peneliti
menemukan bahwa pembelajaran teori dalam kelas sangat kurang karena terlalu
banyaknya porsi jam pelajaran yang dilakukan di lapangan. Kurangnya pemahaman
konsep materi bolabasket terlihat dari hasil angket yang menunjukkan bahwa 68%
siswa menyatakan tidak pernah melakukan pembelajaran teori dalam kelas, sedangkan
sisanya menunjukkan persentase 27% jarang, 0,45% pernah, dan 0% penah. Minat
dan motivasi siswa untuk belajar materi bolabasket kurang, keaktifan siswa
dalam membaca juga dapat diukur dengan hasil
54% sangat mementingkan tugas membaca untuk meningkatkan pengetahuan dan
45% menyatakan penting. Media ajar yang digunakan kurang dan monoton, tugas
yang diberikan guru untuk meningkatakan kognitif siswa menyatakan 50% jarang,
40% tidak pernah, dan 0,30% pernah. Keefektifan media yang digunakan guru dalam
pemberian materi menyatakan 54% kurang tepat, 31% tepat, dan 0,13% sangat
tepat. Media yang digunakan sebagai sumber referensi siswa dalam mengerjakan
tugas menyatakan 40% menyatakan sulit, 27% sangat sulit, 27% mudah, dan sisanya
0,45% menyatakan sangat memudahkan.
Berbagai
kesulitan siswa diantaranya; (1) Kurangnya pembelajaran materi dalam kelas, karena waktu yang digunakan lebih
banyak dilapangan dari pada teori dikelas, sehingga siswa kurang menguasai
materi bolabasket, (2) Kurangnya minat dan motifasi siswa, karena kurangnya
pemberian tugas dari guru mengakibatkan siswa kurang tetarik mempelajari materi
bolabasket, (3) Media yang digunakan kurang dan monoton, dari bahan ajar yang
ada di SMA 10 hanya berupa LKS dan buku per cabang olahraga, itupun setiap
cabang olahraga satu buku. Dilihat dari minat siswa untuk membaca juga sangat
tinggi, sehingga buku yang digunakan siswa dalam mengerjakan tugas sangat
terbatas. Media yang digunakan sebatas buku dan arahan dari guru. Siswa yang lebih
menyukai praktik akan lebih jenuh ketika pembelajaran yang diberikan sama
seperti pembelajaran matapelajaran yang lain, (4) Materi yang didapat siswa
hanya pada saat teori di kelas, karena waktu yang digunakan lebih banyak
dilapangan, sehingga pembelajaran yang didapat sebatas konvensional, yaitu dengan metode ceramah dimana didominasi oleh
geru sebagai pusat pembelajarannya (teacher
centered) dan pembelajarannya sebatas ketika teori di kelas.
Pentingnya
manfaat penerapan E-learning sebagai
salah satu media interaktif pada saat
ini sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan siswa. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang sudah dilakukan Nathasa Pramudita Iriana (2012: 70) yang
meneliti pengambangan media pembelajarn E-Learning
Berbasis Moodle pada Materi
Lingkaran. Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan SMPN 1 Gedeg,
diperoleh presentase hasil uji coba
terbatas adalah 86,8%. Sesuai dengan kelayakan, media pembelajaran E-Learning berbasis Moodle dinilai sangat layak untuk digunakan. Berdasarkan hasil dari
keseluruhan validasi yang telah dilakukan, rata-rata kelayakan media
pembelajaran e-learning berbasis moodle ini adalah 79,5% dengan kriteria
layak. Penelitian pengembangan mengenai media pembelajaran yang berbasis mobile learning juga dilakukan oleh
Andryas Yuniarto (2015: 45) yang meneliti pengembangan media pembelajaran
permainan futsal berbasis mobile learning
untuk mahasiswa jurusan ilmu keolahragaan. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan di fakultas ilmu keolahragaan universitas negeri malang jurusan IK
(ilmu keolahragaan), diperoleh persentase dari hasil uji coba kelompok kecil
sebesar 85,28% dan media yang dibuat masuk dalam katagori baik, sedangakan uji
kelompok besar sebesar 91.05 % buku digital tentang teknik dasar dan peraturan
permainan fudsal dinyatakan layak.
Paparan
masalah yang dikemukakan di atas, diperlukan suatu media bahan ajar yang
nantinya dapat menarik minat dan motivasi siswa, serta media yang digunakan
sangat efektif. Media yang ini nantinya mudah diakses dan dapat digunakan
sebagai sumber referensi siswa untuk membantu dalam mempelajari matapelajaran bolabasket.
Model pembelajran e-learning dengan segala keunggulan di atas akan sangat
membantu dunia pendidikan Indosesia. E-learning dapat menjadi alternatif cara
meningkatkan mutu pendidikan Indonesia dan melakukan upaya pemerataan diseluruh
wilayah Indonesia (Darmawan, 2011: 12).
Berdasarkan
uraian tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan
Bahan Ajar E-learning Barbasis Moodle pada Mata Pelajaran Bolabasket untuk
Kelas XI Semester Ganjil di SMAN 10 Malang”
B.
Tujuan
Penelitian dan Pengembangan
Penelitian
dan pengembangan ini bertujuan mengembangkan media pembelajaran bolabasket barbasis
moodle untuk siswa kelas XI di SMA 10
Malang
C.
Spesifikasi
Produk yang Diharapkan
Moodle yang
digunakan ini merupakan media e-learning yang
menggunakan internet, sehingga mudah
diakses diamana aja dan kapan saja. Pembuatan moodle ini juga membutuhkan domain sebagai identitas alamat situs
yang mempermudah pencarian dalam internet. Setiap pengguna harus membuat akun
dengan alamat e-mail individu.
Spesifikasinya antara
lain:
o
Materi bolabasket yang dikemas dalam moodle antara lain:
· Sejarah
bolabasket
· Teknik
bolabasket
· Metode
latihan
· Peraturan
· Perwasitan
o
Gambar sebagai pendukung penjelasan dari
materi
o
Video sebagai tutorial
o
Kuis
o
Forum chatt untuk anggota
Keunggulan dari produk
yang dibuat adalah semua materi didalamnya tertata rapi dan mudah dipahami.
D.
Pentingnya
penelitian dan Pengembangan
Dengan
perkembangan teknologi yang pesat ini memungkinkan media e-learning berbasis Moodle dapat dioperasikan disetiap
kalangan. Pengtinganya penelitian ini adalah mengembangkan sumber belajar siswa
dari media buku menjadi media teknologi
yang berbasis e-learning, karena
sebuah proses itu membutuhkan perubahan mengikuti perkembangan teknologi yang
berkembang.
E.
Asumsi
dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan
Dalam penelitian ini penulis berasumsi bahwa:
1. Produk ini nantinya dapat digunakan sebagai
media pembelajaran kelas XI SMAN 10 Malang untuk meningkatakan pengetahuan siswa
dalam cabang olahraga bolabasket.
2. Produk pengembangan yang dihasilkan menjadi
sumber belajar siswa pada materi bolabasket dan ketertarikan siswa untuk
mempelajarinya bertambah.
3. Pengembangan yang dibuat peneliti adalah media
yang tepat untuk dijadikan sebagai bahan ajar kelas XI SMAN 10 Malang, karena
dengan sarana prasarana yang ada dalam sekolah sangat mendukung untuk dijadikan
salah satu media e-learning yang
berbasis moodle.
Keterbatasan penelitaan dan
pengembangan
Penelitian dan pengembangan ini dibatasi pada objek pengembangan e-learning di SMAN 10 Malang. Produk
ini hanya ditujukan pada siswa
kelas XI mipa. Produk pengembangan ini dikemas dalam
bentuk moodle online yang cara
penggunaanya menggunakan internet.
F.
Definisi
Istilah atau Definisi Operasional
1. Media
pembelajaran e-learning merupakan
media pembelajaran yang memerlukan alat bantu elektronik berupa Smartphone atau perangakat computer dan
internet berbasis web yang digunakan
oleh Moodle.
2. Moodle Adalah
sebuah nama untuk
sebuah program aplikasi
yang dapat merubah sebuah media
pembelajaran kedalam bentuk web.
Aplikasi ini memungkinkan
siswa untuk masuk kedalam " ruang
kelas" digital untuk
mengakses materi-materi pembelajaran.
Dengan menggunakan Moodle,
kita dapat membuat materi
pembelajaran, kuis, jurnal
elektronik dan lain-lain.
3. Bolabasket
adalaholahraga bola besar yang dimainkan secara
berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing lima orang
yang saling bertanding mencetak poin dengan memasukkan bola ke dalam keranjang
lawan. Tujuan dari permainan bola basket adalah mencetak poin
sebanyak-banyaknya dengan memasukkan bola ke keranjang lawan dan mencegah
kemasukan bola ke keranjang sendiri.
4. Model
pengembangan yang digunakan dalam pengembangan media pembelajaran e-learning berbasis moodle pada bahan ajar PJOK untuk kelas XI SMAN 10 Malang ini
adalah model R&D dari Borg and Gall yang telah disesuikan dengan keperluan dalam pengembangan, yang
terdiri dari:
· Analisis
kebutuhan
· Pembuatan
rancangan produk awal
· Validasi
produk ke ahli media, pembelajaran, olahraga permainan
· Uji
coba I (kelompok kecil)
· Revisi
produk
· Uji
coba II (kelompok besar)
· Revisi
produk hasil uji kelompok besar
· Produk
akhir berupa media pembelajarn berbasis moodle
Tidak ada komentar:
Posting Komentar