Minggu, 22 November 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR E-LEARNING BARBASIS MOODLE PADA MATA PELAJARAN BOLABASKET UNTUK KELAS XI SEMESTER GANJIL di SMAN 10 MALANG

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR E-LEARNING BARBASIS MOODLE PADA MATA PELAJARAN BOLABASKET UNTUK KELAS XI SEMESTER GANJIL di SMAN 10 MALANG
PROPOSAL SKRIPSI

Pembimbing:
1. Prof. Dr. M.E. Winarno, M.Pd
2. Drs. Sugiyanto, M.Pd


 











Oleh:
Heri Riki Rianto
120611433899


JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

November 2015






BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan mengaenai pengertian pendidikan (Depdiknas: 2003).
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajarannya agar peerta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangasa, dan Negara.

Pada dasarnya di dalam pendidikan terdapat proses kegiatan belajar mengajar yang di dalam penyampaiannya menggunakan proses komunikasi dan informasi dari pendidik kepada peserta didik yang berisi informasi-informasi pendidikan, media sebagai sarana penyajian ide, gagasan, dan materi pendidikan.
            Bolabsket adalah salah satu olahraga permainan yang diajarkan di kelas XI Sekolah menengah atas/Madrasah Aliyah. Komponen penting di dalam pembelajaran bolabasket dipengaruhi oleh seorang guru. Perlu dipersiapkan dan diperlengkapi lebih baik dalam pemberian materi sehingga pada akhirnya dapat berperan besar terutama dalam proses pembelajaran yang akan berdampak langsung pada pencapaian prestasi bolabasket.
Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk semua jenjang pendidikan dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach). Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge). Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap mengamati transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang “mengapa”, ranah keterampilan mengamati transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang “bagaimana”, ranah pengetahuan mengamati transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang “apa”. Peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.
E-Learning merupakan suatu jenis sistem pembelajaran yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, atau media jaringan komputer lain (Suntanta, 2015). Pembelajaran menggunakan E-learning ini sudah berkembang di Indonesia dan mendapatkan tanggapan positif dikalangan pendidikan. Ketertarikan ini dikarenakan media yang digunakan mengikuti perkembangan teknologi internet. Ada beberapa jenis media yang berhubungan dengan e-learning salah satunya adalah yang berbasis moodle.
Moodle merupakan media yang dapat  membangun  sistim  dengan  konsep  E-Learning (pembelajaran  secara  elektronik)  ataupun  Distance  Learning (Pembelajaran  Jarak  Jauh). Dengan  konsep  ini  sistem  belajar  mengajar  akan  tidak  terbatas  ruang  dan  waktu (Haskari, 2012: 3). Berbagai  bentuk  materi  pembelajaran  dapat  dimasukkan  dalam  aplikasi  moodle ini. Berbagai sumber  (resources)  dapat  ditempelkan sebagai  materi pembelajaran. Nasakah tulisan yang  ditulis  dari  aplikasi  pengolah  kata Microsoft  Word,  materi  presentasi  yang  berasal  dari Microsoft  Power  PointAnimasi  Flash,  dan  bahkan  materi  dalam  format  audio  dan  video dapat ditempelkan sebagai materi pembelajaran.
Media pembelajaran yang menggunakan moodle  ini dapat diakses kapan saja dan dimana saja. Moodle merupakan seperangkat alat yang dapat memperkaya sumber belajar secara konvensional, sehingga dapat menjawab tentang perkembangan globalisasi. Meskipun demikian, tidak berarti moodle menggantikan model pembelajaran di kelas tetapi moodle sebagai media pembelajaran yang dapat memperkuat model belajar melalui pengayaan konten dan pengembangan teknologi pendidikan khususnya teknologi internet.
Observasi di lakukan selama KPL (kajian praktik lapangan) oleh peneliti di SMAN 10 Malang dengan menggunakan angket yang disebarkan secara acak kepada 22 siswa kelas XI.  Dari hasil observasi tersebut, peneliti menemukan bahwa pembelajaran teori dalam kelas sangat kurang karena terlalu banyaknya porsi jam pelajaran yang dilakukan di lapangan. Kurangnya pemahaman konsep materi bolabasket terlihat dari hasil angket yang menunjukkan bahwa 68% siswa menyatakan tidak pernah melakukan pembelajaran teori dalam kelas, sedangkan sisanya menunjukkan persentase 27% jarang, 0,45% pernah, dan 0% penah. Minat dan motivasi siswa untuk belajar materi bolabasket kurang, keaktifan siswa dalam membaca juga dapat diukur dengan hasil  54% sangat mementingkan tugas membaca untuk meningkatkan pengetahuan dan 45% menyatakan penting. Media ajar yang digunakan kurang dan monoton, tugas yang diberikan guru untuk meningkatakan kognitif siswa menyatakan 50% jarang, 40% tidak pernah, dan 0,30% pernah. Keefektifan media yang digunakan guru dalam pemberian materi menyatakan 54% kurang tepat, 31% tepat, dan 0,13% sangat tepat. Media yang digunakan sebagai sumber referensi siswa dalam mengerjakan tugas menyatakan 40% menyatakan sulit, 27% sangat sulit, 27% mudah, dan sisanya 0,45% menyatakan sangat memudahkan.
Berbagai kesulitan siswa diantaranya; (1) Kurangnya pembelajaran materi  dalam kelas, karena waktu yang digunakan lebih banyak dilapangan dari pada teori dikelas, sehingga siswa kurang menguasai materi bolabasket, (2) Kurangnya minat dan motifasi siswa, karena kurangnya pemberian tugas dari guru mengakibatkan siswa kurang tetarik mempelajari materi bolabasket, (3) Media yang digunakan kurang dan monoton, dari bahan ajar yang ada di SMA 10 hanya berupa LKS dan buku per cabang olahraga, itupun setiap cabang olahraga satu buku. Dilihat dari minat siswa untuk membaca juga sangat tinggi, sehingga buku yang digunakan siswa dalam mengerjakan tugas sangat terbatas. Media yang digunakan sebatas buku dan arahan dari guru. Siswa yang lebih menyukai praktik akan lebih jenuh ketika pembelajaran yang diberikan sama seperti pembelajaran matapelajaran yang lain, (4) Materi yang didapat siswa hanya pada saat teori di kelas, karena waktu yang digunakan lebih banyak dilapangan, sehingga pembelajaran yang didapat sebatas konvensional, yaitu dengan metode ceramah dimana didominasi oleh geru sebagai pusat pembelajarannya (teacher centered) dan pembelajarannya sebatas ketika teori di kelas.
Pentingnya manfaat penerapan E-learning sebagai salah satu media interaktif  pada saat ini sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan siswa. Hal ini sesuai dengan penelitian yang sudah dilakukan Nathasa Pramudita Iriana (2012: 70) yang meneliti pengambangan media pembelajarn E-Learning Berbasis Moodle pada Materi Lingkaran. Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan SMPN 1 Gedeg, diperoleh  presentase hasil uji coba terbatas adalah 86,8%. Sesuai dengan kelayakan, media pembelajaran E-Learning berbasis Moodle dinilai sangat layak untuk digunakan. Berdasarkan hasil dari keseluruhan validasi yang telah dilakukan, rata-rata kelayakan media pembelajaran e-learning berbasis moodle ini adalah 79,5% dengan kriteria layak. Penelitian pengembangan mengenai media pembelajaran yang berbasis mobile learning juga dilakukan oleh Andryas Yuniarto (2015: 45) yang meneliti pengembangan media pembelajaran permainan futsal berbasis mobile learning untuk mahasiswa jurusan ilmu keolahragaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di fakultas ilmu keolahragaan universitas negeri malang jurusan IK (ilmu keolahragaan), diperoleh persentase dari hasil uji coba kelompok kecil sebesar 85,28% dan media yang dibuat masuk dalam katagori baik, sedangakan uji kelompok besar sebesar 91.05 % buku digital tentang teknik dasar dan peraturan permainan fudsal dinyatakan layak.
Paparan masalah yang dikemukakan di atas, diperlukan suatu media bahan ajar yang nantinya dapat menarik minat dan motivasi siswa, serta media yang digunakan sangat efektif. Media yang ini nantinya mudah diakses dan dapat digunakan sebagai sumber referensi siswa untuk membantu dalam mempelajari matapelajaran bolabasket. Model pembelajran e-learning dengan segala keunggulan di atas akan sangat membantu dunia pendidikan Indosesia. E-learning dapat menjadi alternatif cara meningkatkan mutu pendidikan Indonesia dan melakukan upaya pemerataan diseluruh wilayah Indonesia (Darmawan, 2011: 12).
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar E-learning Barbasis Moodle pada Mata Pelajaran Bolabasket untuk Kelas XI Semester Ganjil di SMAN 10 Malang”
B.      Tujuan Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan ini bertujuan mengembangkan media pembelajaran bolabasket barbasis moodle untuk siswa kelas XI di SMA 10 Malang
C.      Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Moodle yang digunakan ini merupakan media e-learning yang menggunakan internet, sehingga mudah diakses diamana aja dan kapan saja. Pembuatan moodle ini juga membutuhkan domain sebagai identitas alamat situs yang mempermudah pencarian dalam internet. Setiap pengguna harus membuat akun dengan alamat e-mail individu.
Spesifikasinya antara lain:
o   Materi bolabasket yang dikemas dalam moodle antara lain:
·       Sejarah bolabasket
·       Teknik bolabasket
·       Metode latihan
·       Peraturan
·       Perwasitan
o   Gambar sebagai pendukung penjelasan dari materi
o   Video sebagai tutorial
o   Kuis
o   Forum chatt untuk anggota
Keunggulan dari produk yang dibuat adalah semua materi didalamnya tertata rapi dan mudah dipahami.
D.      Pentingnya penelitian dan Pengembangan
Dengan perkembangan teknologi yang pesat ini memungkinkan media e-learning  berbasis Moodle dapat dioperasikan disetiap kalangan. Pengtinganya penelitian ini adalah mengembangkan sumber belajar siswa dari media buku menjadi media  teknologi yang berbasis e-learning, karena sebuah proses itu membutuhkan perubahan mengikuti perkembangan teknologi yang berkembang.
E.      Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan
Dalam penelitian ini penulis berasumsi bahwa:
1.   Produk ini nantinya dapat digunakan sebagai media pembelajaran kelas XI SMAN 10 Malang untuk meningkatakan pengetahuan siswa dalam cabang olahraga bolabasket.
2.   Produk pengembangan yang dihasilkan menjadi sumber belajar siswa pada materi bolabasket dan ketertarikan siswa untuk mempelajarinya bertambah.
3.   Pengembangan yang dibuat peneliti adalah media yang tepat untuk dijadikan sebagai bahan ajar kelas XI SMAN 10 Malang, karena dengan sarana prasarana yang ada dalam sekolah sangat mendukung untuk dijadikan salah satu media e-learning yang berbasis moodle.
Keterbatasan penelitaan dan pengembangan
Penelitian dan pengembangan ini dibatasi pada objek pengembangan e-learning di SMAN 10 Malang. Produk ini hanya ditujukan pada siswa kelas XI mipa. Produk pengembangan ini dikemas dalam bentuk moodle online yang cara penggunaanya menggunakan internet.


F.       Definisi Istilah atau Definisi Operasional
1.     Media pembelajaran e-learning merupakan media pembelajaran yang memerlukan alat bantu elektronik berupa Smartphone atau perangakat computer dan internet berbasis web yang digunakan oleh Moodle.
2.     Moodle Adalah sebuah  nama  untuk  sebuah  program  aplikasi  yang dapat  merubah  sebuah media  pembelajaran  kedalam  bentuk  web.  Aplikasi  ini  memungkinkan  siswa untuk  masuk kedalam  " ruang  kelas"  digital  untuk  mengakses  materi-materi  pembelajaran.  Dengan menggunakan  Moodle,  kita dapat  membuat  materi  pembelajaran,  kuis,  jurnal  elektronik  dan lain-lain.
3.     Bolabasket adalaholahraga bola besar yang dimainkan secara berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding mencetak poin dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan. Tujuan dari permainan bola basket adalah mencetak poin sebanyak-banyaknya dengan memasukkan bola ke keranjang lawan dan mencegah kemasukan bola ke keranjang sendiri.
4.     Model pengembangan yang digunakan dalam pengembangan media pembelajaran e-learning berbasis moodle pada bahan ajar PJOK untuk kelas XI SMAN 10 Malang ini adalah model R&D dari Borg and Gall yang telah disesuikan  dengan keperluan dalam pengembangan, yang terdiri dari:
·       Analisis kebutuhan
·       Pembuatan rancangan produk awal
·       Validasi produk ke ahli media, pembelajaran, olahraga permainan
·       Uji coba I (kelompok kecil)
·       Revisi produk
·       Uji coba II (kelompok besar)
·       Revisi produk hasil uji kelompok besar

·       Produk akhir berupa media pembelajarn berbasis moodle

Tidak ada komentar:

Posting Komentar